PSIKOSOMATIS DAN SUFI HEALING

 


Psikosomatis adalah sebuah gangguan yang melibatkan pikiran dan tubuh, yang mana pikiran tadi mempengaruhi kesehatan pada tubuh dari seseorang sehingga memunculkan penyakit atau mengaktifkan penyakit yang sudah ada. Gangguan ini biasanya digunakan untuk menyatakan keluhan sakit pada fisik seseorang yang disebabkan atau diperparah oleh pikiran serta perasaan yang terkadang tidak seimbang sehingga berimbas kepada fisik seseorang tersebut.

 Peristiwa tersebut ada karena pikiran dan perasaan yang terlalu berlebihan terhadap sesuatu hal, yang mana sesuatu tersebut sudah kejadian atau belum terjadi sama sekali. Sesuatu yang terlalu berlebihan tadi akan menumpuk dikepala dan akan memberi efek gangguan mental pada diri seseorang. Dari gangguan tersebut juga akan berdampak pada keadaan fisik seseorang. Hal ini terjadi karena beban pikiran dan perasaan yang terlalu banyak, namun bingung menemukan cara untuk melepaskannya. Problem tersebut akan menjadikan tidak seimbang antara pikiran dan perasaan sehingga membuat tidak stabilnya akal dan hati seseorang.

Adapun gejala yang terjadi pada fisik seseorang adalah seperti denyut jantung menjadi cepat, jantung berdebar-debar, mual atau ingin muntah, gemetaran, sakit dada, sakit kepala, sakit perut, napas menjadi cepat, nyeri otot, atau nyeri punggung. Gejala tersebut disebabkan oleh impuls saraf dari otak ke berbagai bagian tubuh yang diduga dapat memengaruhi sel-sel tertentu dalam sistem kekebalan tubuh. Selain itu, pelepasan zat adrenalin juga bisa menyebabkan gejala fisik di atas. Sedangkan gejala mental yang ditunjukkan adalah seperti mudah marah, suka berprasangka buruk, mudah tersinggung, dan gejala-gejala lainnya. Gejala yang terjadi disebabkan karena tidak bisa menerima apa yang datang kepadanya dan tidak siap menerima kodrat yang digariskan padanya.

Banyak cara penyembuhan psikosomatis, salah satunya adalah cara yang dilakukan oleh orang sufi. Bagi orang sufi musibah atau bala yang datang kepada mereka merupakan surat cinta dari kekasihnya, mereka tidak pernah menganggap itu (musibah atau bala) sebagai suatu penderitaan sehingga tidak akan menjadikan beban pikiran serta perasaan pada diri mereka. Pandangan mereka (sufi) yang baik dan bagus akan melahirkan pikiran dan perasaan yang baik dan bagus pula. Ibarat air kopi didalam teko maka yang keluar darinya adalah air kopi pula. Dari pandangan mereka apapun yang sudah terjadi dan yang akan terjadi akan mereka rasa baik dan bagus seterusnya. Sebab konsep dan pandangannya adalah itu semua surat cinta dari kekasihnya, yang mana seorang kekasih tidak pernah memberikan suatu keburukan melainkan ada hikmah, pelajaran, dan maksud didalamnya. Melalui pandangan itu tadi para sufi selalu bisa seimbang antara pikiran serta perasaannya sehingga memberi efek baik kepada tubuh dan mental mereka. Bagi pengidap gangguan psikosomatis bisa mengadopsi apa yang diterapkan oleh para orang sufi, yaitu dengan selalu mencoba memandang kebaikan pada apapun itu sehingga semuanya benar-benar baik dan menjadikan tidak ada beban pada pikiran ataupun perasaan. Lalu pada akhirnya kesehatan fisik dan mental akan selalu stabil dan seimbang. Pandangan yang lurus tadi membuat prasangka buruk tentang masa depan mudah teratasi dan apa yang terjadi dimasa lalu bisa sangat mudah berdamai dengannya. Walaupun terkadang pandangan para sufi ini sangat bertentangan dengan diri kita yang terkadang bergejolak untuk tidak meyakini pandangan tersebut tetapi yang bisa mengatasi itu semua adalah diri kita sendiri juga, karena kita harus melawan gejolak tadi demi kebaikan kita dan harus sering melakukan pembiasaan diri untuk memandang kebaikan pada apapun.

Pada akhirnya jika ada yang sakit dalam diri sendiri yang bisa menyembuhkannya adalah diri kita juga, kalaupun ada sebab dari luar maka itu faktor pendukung yang menjadikan kita semangat untuk menghilangkan gangguan yang ada pada kita sendiri. Cara yang diajarkan sufi akan efektif jika kita bisa membiasakannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mengurangi pikiran yang berlebihan dan perasaan yang cemas, baik untuk masa depan atau yang sudah dijalani. Untuk menghadapi kehidupan yang tidak menentu polanya, maka memperbaiki pandangan jadi kunci mengatasinya. Ketika kita mengetahui polanya seperti apa, maka kemungkinan terjebak pada pikiran dan perasaan jadi semakin kecil sehingga kesehatan fisik ataupun mental dapat tetap terjaga. Jadilah manusia yang merdeka yang bisa menguasai dirinya, mengatur pikirannya, mengolah rasanya, hingga kebaikan-kebaikan menyertai kita serta sekitarnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGHARI RAYAKAN DIRI

HARMONI KACAMATA STOISISME

Belajar Hidup Dari Zoroaster