REKONSTRUKSI KEYAKINAN
Keyakinan merupakan suatu kepercayaan yang dibentuk oleh pikiran
berdasarkan pengalaman yang sifatnya langsung ataupun tidak langsung. Keyakinan
merupakan sesuatu yang penting bagi manusia, dimana keyakinan bisa mempengaruhi
daripada reaksi diri manusia, dimulai dari persepsi, psikologis, respons imun,
neurologis, hormon-hormon yang mengatur dan menyeimbangkan tubuh hingga pada
kemampuan untuk menyembuhkan diri sendiri. Keyakinan pada manusia terbentuk
atas suatu kebenaran yang dipercayai oleh masing-masing orang, yang mana
kemudian kepercayaan tadi dipegang erat lalu dilaksanakan. Pembentukan
keyakinan sendiri bisa berasal dari penelitian serta perhitungan yang dilakukan
atau bisa bersifat normatif. Setiap keyakinan yang kita pegang akan berpengaruh
kepada diri kita sendiri, dimana suatu keyakinan merupakan kehidupan itu
sendiri yang merupakan tempat suatu kehidupan dimulai dan bagaimana kehidupan
itu memelihara dirinya sendiri.
Keyakinan memiliki kekuatan yang besar bagi manusia, dimana jika
salah dalam memanfaatkan kekuatan ini maka manusia menjadi korban dari apa yang
dipercayainya. Ibarat pisau bermata dua kita harus pandai mengelola kekuatan
ini untuk menjadi kebaikan kepada kita dan jangan sampai menjadi pisau yang
membunuh diri kita sendiri. Diantara keyakinan yang bisa membunuh kita sendiri
adalah keyakinan yang diwariskan sehingga menjadi dogma. Kekuatan keyakinan
sendiri sejatinya bisa diwariskan jika kita menerima dan mengaminkan hal
tersebut. Jika warisan keyakinan yang baik maka menjadi keuntungan dan harus
dilanjutkan, namun apabila hal yang kurang baik dan tidak seharusnya diyakini
maka harus direkonstruksi. Seperti hal yang diceritakan oleh Gregg Braden
ketika ia bertemu seorang karyawati pada akhir 1970 an yang menceritakan
mengenai “warisan” kepercayaan begitu kuat dari keluarga suaminya mengenai
kematian. Awalnya ia bertemu karyawati tersebut pada suatu perusahaan. Sebagai
orang-orang baru maka ada pengenalan perusahaan mengenai aturan serta asuransi
yang ditawarkan saat bekerja. Setelah membaca paket daripada asuransi tersebut
lalu dipilihlah salah satunya. Akan tetapi seorang karyawati ini begitu
mendetail memilih daripada paket yang ada, mulai dari menanyakan klaim, serta
seberapa cepat permohonan tersebut bisa diterima. Hal ini bukan tanpa sebab, ia
menceritakan kepada Gregg bahwa “tak ada satupun laki-laki dalam keluarga
suaminya yang berusia lebih dari 35 tahun, hal ini merupakan faktor genetik
keturunan, dimana kakek dari suamiku meninggal berusia 35 tahun,
begitupun ayahnya juga saat berusia 35 tahun, dan akhir-akhir tadi kakak
laki-lakinya meninggal juga pada usia 35 tahun. Saat ini usia suamiku berusia
33 tahun dan sebentar lagi gilirannya, jadi saya harus merencanakan semuanya
mengingat ada 2 orang anak yang akan ditinggalkannya”. Saya menganggap hal
tersebut tidak harus terjadi padanya karena saya rasa tidak adil, ending
kisahnya tidak harus sama pada satu orang dan bisa saja berbeda tergantung pada
orientasi keyakinannya. Saya meyakini bahwa terkadang kita harus melawan serta
mengubah keyakinan yang dirasa kurang baik, dimana hal tersebut bisa
memperbaharui kesehatan, vitalitas tubuh serta orientasi pikiran seseorang.
Dengan karyawati tadi saya melakukan percakapan yang membedah dunia sebagai
kemungkinan-kemungkinan kuantum serta kekuatan keyakinan yang dipilih salah
satu kemungkinannya untuk hidup lebih lama. Setelah beberapa tahun maka saya
keluar dari perusahaan tempat saya bekerja. Diakhir perpisahan perusahaan
karyawati dan suaminya hadir merayakan perpisahan saya tersebut, dimana umurnya
sekarang sudah melewati 35 tahun dengan keadaan sehat dan belum mati
sebagaimana “kutukan” yang karyawati ceritakan diawal tadi. Hal ini disebabkan
berubahnya keyakinan serta bisa melampaui batas kepercayaan yang orang berikan
kepadanya, ia memiliki energi positif baru sehingga bisa berpikir mengenai
kehidupannya secara berbeda, serta membagi energi kepada keluarganya sehingga
melakukan hal yang sama.
Ketika sebuah batasan bisa kita lawan dan hancurkan, maka
terbentuk suatu pemikiran serta kemungkinan baru, yang mana ini berkat
penyaksian secara langsung serta kekuatan keyakinan yang kokoh. Menghancurkan
batasan serta merekonstruksi keyakinan yang baru bukanlah hal yang mudah pada
dasarnya. Banyak pergolakan pikiran dari eksternal yang mencoba mengganggu
pembentukan keyakinan yang baru pada internal diri. Inilah diperlukan
diantaranya sikap stoikisme dimana diantara ajarannya adalah membedakan antara
yang tergantung pada kita dan apa yang tidak tergantung pada kita. Apa yang
tergantung pada kita saat pembentukan keyakinan yang baru jangan pernah
terganggu pada apa yang tidak tergantung pada pembentukan keyakinan yang baru
tersebut. Segala sesuatu yang berhubungan dengan pembentukan keyakinan dan
bersifat internal dalam diri, jangan mudah terusik pada hal eksternal dalam
bentuk apapun yang tidak ada hubungannya dalam pembentukan keyakinan yang baru
tadi. Pada pembentukan keyakinan yang baru ini banyak sumber serta referensi
yang bisa kita gunakan, diantaranya adalah pengalaman atau cerita yang pernah
kita ketahui sebelumnya.
Pola
rekonstruksi keyakinan yang baru dilakukan dan dimulai dari diri kita sendiri
(internal) bukan dari orang lain (eksternal). Jika ada pengaruh dari eksternal
diri, maka hal tersebut bukanlah faktor utama perubahan keyakinan yang terjadi
pada kita. Akan tetapi kesadaran kitalah yang membangun dan membentuk keyakinan
baru yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Kemudian pada keyakinan yang baru
pada manusia akan mempengaruhi daripada DNA yang ada di dalam diri. DNA ini
akan memberikan pengaruh lagi kepada medan energi, yang mana ia menjadi
jembatan atas segala sesuatu yang terjadi pada manusia dan alam semesta.
Medan energi sendiri adalah sebutan untuk suatu bahan baku yang
mengisi sebuah ruang kosong pada diri manusia dan alam semesta. Medan energi
memiliki banyak nama, ada yang menyebutnya matriks energi, hologram quantum,
pikiran tuhan, pikiran alam, atau matriks ilahi. Medan energi memiliki tiga
prinsip utama yang membuat kita hidup dan dunia yang kita tempati ini ada,
diantaranya: (1) merupakan wadah bagi semua benda yang kita ketahui, kita lihat
nyata di alam semesta yang terjadi di dalam medan ini. (2) menjadi jembatan
antara dunia di dalam dan di luar, jembatan yang menjelaskan bagaimana pikiran,
perasaan, emosi, dan doa doa bisa diciptakan dari dalam diri kita dan medan
energi menjadi penghubungnya terhadap objek lain di luar diri kita. (3) menjadi
cermin quantum yang ada di dunia kita atas apa yang benar-benar kita yakini dan
percayai di dalam pikiran dan hati kita dan apa yang kita ciptakan dalam
imajinasi kita. Dapat disimpulkan bahwa tugas utama dari medan energi untuk
keyakinan kita yang baru adalah mengiterpretasikannya menjadi realitas hidup
bagi kita. Dimana keyakinan yang awalnya hanya didalam diri menjadi kenyataan
akhirnya.
Komentar
Posting Komentar